Kampanye perubahan social
“Penyakit
demam berdarah”
Tak dapat dipungkiri bahwa setiap
terjadinya pergantian musim selalu diikuti dengan munculnya panyakit-penyakit
musiman, seperti diare dan demam berdarah. Penyakit-penyakit ini sudah cukup
dikenal lama oleh masyarakat terutama pada golongan ekonomi lemah. Namun
belakangan penyakit ini kerapkali tidak memandang status sosial. Demikian pula
dengan penyakit demam berdarah. Setiap pergantian musim dari musim kemarau ke
musim hujan atau sebaliknya, penyakit demam berdarah selalu dan selalu muncul
di tengah masyarakat. Tidak peduli di pedesaan maupun perkotaan. Sehingga tak
heran bila penyakit ini seringkali dijumpai di tempat-tempat pelayanan
kesehatan, mulai dari rumah sakit, poliklinik, puskesmas dan bahkan sampai di
pelayanan kesehatan terendah sekalipun yaitu polindes dan poskesdes/poskeskel.
Biasanya penyakit demam berdarah ini lebih sering terjadi pada awal musim
penghujan karena pada saat tersebut orang-orang banyak yang lengah terhadap
kebiasaan untuk menerapkan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di rumah dan
lingkungan masing-masing. Pada saat kelengahan itulah biasanya nyamuk penyebar
maut Aedes aegypti berkembang dengan pesat.
Penyakit Endemik
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan
salah satu penyakit infeksi yang sampai saat ini masih merupakan masalah
kesehatan di Indonesia, khususnya di kota-kota besar sejalan dengan
meningkatnya mobilitas dan kepadatan penduduk. Seluruh wilayah Indonesia,
termasuk wilayah Jakarta mempunyai resiko untuk terjangkit penyakit DBD ini,
karena virus dan nyamuk pembawanya (Aedes Aegypti) tersebar luas baik di
rumah-rumah maupun tempat-tempat umum kecuali yang berketinggian lebih dari 100
meter di atas permukaan laut.
Penyakit ini sudah diketahui sejak
beberapa dekade yang lalu, tetapi patofisiologisnya (penyebab penyakitnya)
belum diketahui dengan pasti hingga saat ini. Biasanya DBD diawali dengan
infeksi berat yang ditandai dengan renjatan dan/ atau perdarahan yang merupakan
penyebab utama kematian. DBD hanya dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk
Aedes Aegypti yang telah terinfeksi terlebih duhulu oleh virus dari
penderita lain. Jangan salah sangka bahwa nyamuk ini berkembang biak hanya di
genangan air jemih di dalam maupun di sekitar rumah, bukan di got atau comberan.
Nyamuk ini kesukaannya hinggap pada pakaian yang digantung dan berwarna gelap
dan menggigit manusia biasanya pada siang hari. Untuk mengenali nyamuk jenis
ini dengan nyamuk lain (Anopheles) biasanya bisa kita lihat dari posisi
menggigit. Nyamuk Aedes Aegypti bila menggigit (menghisap darah) adalah
dengan posisi sejajar dengan kulit, sedangkan nyamuk anopheles biasanya dengan
menungging.
Gejala Demam Berdarah
Bila kebetulan salah seorang anggota
keluarga kita tertular Demam Berdarah Dengue (DBD), tidak perlu panik.
Kenalilah tanda dan gejala penyakit ini yaitu :
- Demam tinggi yang timbul mendadak
- Demam berlangsung tidak lebih 7 hari (bila demam sudah lebih 7 hari lebih mungkin pasien menderita demam tifoid/ tipus)
- Pada sebagian penderita timbul pendarahan berupa bintik-bintik merah di kulit seperti bekas gigitan nyamuk, tetapi bila kulit direnggangkan bintik-bintik merah itu tidak hilang, berbeda dengan bekas gigitan nyamuk jenis Anopheles yang hilang bila kulit direnggangkan. Pada penderita yang lebih berat akan timbul perdarahan dari hidung (mimisan) atau mulut (muntah darah)
- Pada keadaan yang lebih serius lagi akan timbul perdarahan yang lebih banyak, ujung jari-jari kaki dan tangan dingin kebiru-biruan (pada kondisi ini penderita sudah jatuh pada renjatan) dan merupakan pertanda emergency (darurat) di mana penderita harus segera dibawa berobat ke Puskesmas atau rumah sakit
- Untuk lebih meyakinkan, harus dilakukan pemeriksaan laboratorium, terutama pada hari-hari awal demam.
Bagaimana Pertolongan
Pertama?
Bila sudah curiga sakit demam berdarah,
berikan pertolongan pertama berupa kompres dingin untuk menurunkan demam dan
beri minum yang banyak dengan cairan yang ada di rumah seperti air teh manis,
susu, sirup, oralit atau air putih biasa. Bahaya utama penyakit demam berdarah
adalah tubuh kekurangan cairan sebagai akibat cairan dari pernbuluh darah
merembes ke luar pembuluh. Keadaan inilah yang merupakan akibat serius pada
penderita DBD, meskipun tidak tampak tanda-tanda perdarahan. Keluarga juga
boleh memberi obat penurun panas, tetapi bukan obat-obat penurun panas yang
mengandung asam salisilat seperti banyak obat penurun panas yang beredar di
pasaran. Hubungi dokter keluarga Anda untuk memberikan obat penurun panas yang
sesuai bagi penderita demam berdarah.
Cara Penanggulangan
DBD
DBD hanya dapat dibasmi dengan cara
memutus rantai perkembangan nyamuk jenis Aedes Aegypti. Bila hanya
membunuh nyamuknya saja belumlah cukup, selama jentik-jentiknya masih dibiarkan
hidup. Karena itu cara yang tepat adalah dengan memutus mata rantai pertumbuhan
jentik-jentik tersebut dengan menggerakkan masyarakat untuk berpartisipasi
melaksanakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di rumah dan di lingkungan
masing-masing secara berkesinambungan, paling tidak dua minggu sekali.
Pada dasarnya PSN dilakukan dengan
menerapkan prinsip-prinsip 3 M plus yaitu,
- M1: Menguras dan mengeringkan bak mandi/bak penampungan air jernih paling kurang sekali seminggu
- M2: Menutup rapat tempat-tempat penampungan air jernih (seperti bak air cadangan dan tempayan) agar tidak dimasuki nyamuk Aedes Aegypti untuk meletakkan telurnya
- M3: Meniadakan/ mengubur barang-barang bekas yang berserakan yang mungkin menampung air hujan di pekarangan (seperti aki bekas, ban bekas, botol pecah, gelas/ plastik air minum kemasan, plastik, tempurung, dll)
- M4: Memelihara ikan pada bak mandi
Dengan 3M plus ini nyamuk tidak
berhasil bertelur di bak penampungan air jernih sehingga tidak ada
jentik-jentik, termasuk juga tidak akan lahir nyamuk dewasa baru. Apabila
seluruh keluarga secara sadar menerapkan 3 M plus ini bersama-sama tentu
penularan penyakit Demam Berdarah Dengue dapat kita kendalikan dan
lama-kelamaan kita dapat bebas dari penyakit demam berdarah.
Ingat! Prinsip “mencegah lebih baik
daripada mengobati” perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk
dalam upaya penanggulangan penyakit Demam Berdarah. Mengapa? Karena bila kita
sudah jatuh sakit, tentunya biaya yang dikeluarkan akan lebih banyak pula,
antara lain untuk pengobatan ke dokter, pemeriksaan laboratorium dan pembelian
obat, yang akan membuang waktu, tenaga dan biaya lebih banyak dibandingkan
dengan upaya pencegahan yang relatif tidak mengeluarkan biaya apapun.
Dari segi ekonomi jelas tindakan
kuratif membutuhkan biaya yang cukup besar dibandingkan dengan tindakan
preventif (pencegahan). Oleh karena itu berkaitan dengan penyakit demam
berdarah ini yang setiap tahun selalu mewabah ini, bagaimana sikap kita sebagai
anggota masyarakat? Health is not everything, but without health everything
is nothing (Kesehatan bukanlah segala-galanya, namun tanpa kesehatan
segalanya menjadi tidak berarti)
Kesimpulan
- Peran keluarga dalam penanggulangan DBD sangat besar terutama dalam bidang pertolongan pertama dan pemberantasan di rumah
- Pencegahan DBD yang ampuh dan murah adalah dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui 3 M plus untuk meniadakan jentiknya.
- Pelaksanaan kampanye Pemberantasan Sarang Nyamuk harus dilakukan secara luas.
——————–
Daftar Pustaka
- Depkes RI, 2004, Penggerakkan Masyarakat dalam PSN, Ditjen PPLP, Jakarta.
- Depkes RI, 2005, Pencegahan dan Pemberantasan DBD di Indonesia, Ditjen PPLP, Jakarta.
- Depkes RI, 2008, Modul Pelatihan bagi Pelatih Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN-DBD) dengan pendekatan Komunikasi Perubahan Perilaku, Jakarta